Jumat, 22 November 2013

MAKALAH MUSHTOLAH HADITS




HADITS MUDALLAS
[MA’HAD ‘ALY HIDAYATURRAHMAN]
SRAGEN-JAWA TENGAH
OLEH: Najwa Tsurayya
[6/132013]
Ditulis guna: Memenhi  Mata Kuliah  Mushtholah Al Hadits
[ قال إمام الشافعي: اصبر و لا تضجر في المطلب فآفة الطالب أن يضجر .]
Dosen Pengampu: Usth. Mar’atush Shobriyah Al Khoiriyah


بسم الله الرحمن الرحيم
HADITS MUDALLAS
BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Hadits dhoif banyak macamnya. Salah satunya adalah hadits madallas, dan pemakalah disini akan membahas hadits mudallas. Sangat dibutuhkan untuk mengetahui hadits mudallas dan apa-apa yang berkaitan dengannya, karena hadits ini termasuk dari saqtun khofy yaitu hadits doif yang disebabkan jatuhnya sanad dan sangat tersembunyi, sehingga ulama’ harus betul-betul mendalami ilmu thuruqul hadits dan ilalul asanid.
B.     RUMUSAN MASALAH
A.      Definisi hadits mudallas
B.       Macam-macam hadits mudallas
C.       Hukum tadlis
D.      Motivasi mudallis untuk mentadlis
E.       Sebab-sebab cacatnya mudallis
F.        Cara  mengetahui tadlis
G.      Kitab-kitab populer yang memuat tadlis
C.      TUJUAN PEMBAHASAN
1.        Mengetahui definisi hadits mudallas
2.        Mengetahui macam-macam hadits mudallas
3.        Mengetahui hukum tadlis
4.        Mengetahui motivasi mudallis untuk mentadlis
5.        Mengetahui sebab-sebab cacatnya mudallis
6.        Mengetahui cara  mengetahui tadlis
7.        Mengetahui kitab-kitab populer yang memuat tadlis

BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI HADITS MUDALLAS
Kata “tadlis” secara etimologi adalah isim maf'ul dari ,(دلّس- يدلّس- تدليسا) yang artinya menutupi aib dari pedagang[1]
 Adapun menurut terminologi, yaitu:
“Apabila seorang periwayat meriwayat kan (hadits) dari seorang guru yang pernah ia temui dan ia dengar darinya, (tetapi hadits yang ia riwayatkan itu) tidak pernah ia dengar darinya, (sedang ia meriwayatkan) dengan ungkapan yang mengandung makna mendengar, seperti ‘dari’ atau ‘ia bekata’.”[2]
“Menurut Syaikh Mana' Al-Qaththan secara istilah adalah  menyembunyikan aib dalam hadits dan menampakkan kebaikan pada dzahirnya”[3]
B.     MACAM-MACAM HADITS MUDALLAS
1.      Tadlisul Isnad
Yaitu jika perawi meriwayatkan suatu hadits yang hadits tersebut tidak pernah didengarnya, tanpa menyebutkan bahwa perawi pernah mendengar hadits tersebut darinya.[4]
Penjelasan definisi
Yang dimaksud ungkapan diatas adalah seorang perawi meriwayatkan  sejumlah hadits yang didengarnya dari gurunya; akan tetapi hadits yang ditadliskan itu belum pernah didengar dari gurunya tadi, melainkan dari gurunya yang lain dan ia gugurkan gurunya yang lain itu.
 Ia meriwayatkan hadits itu dengan lafadz yang mengandung as sima' (mendengar secara langsung) atau yang sejenisnya agar orang lain mengira bahwa ia  telah mendengar hadits tersebut dari gurunya dan orang yang ia gugurkan itu bisa satu orang atau lebih. [5]
Perbedaan antara tadlisul isnad dan mursal khofiy
Adapun perbedaan antara tadlis isnad dengan mursal khafi adalah, mursal khafi itu perawi meriwayatkan hadits dari orang yang belum pernah didengarnya sama sekali.[6]
Contoh tadlisul isnad
Contoh hadits tadlis isnad adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim yang sanadnya bersandar pada Ali Bin Khasram yang berkata, Ibnu Uyainah telah berkata kepada kami dari Az Zuhri, lalu ditanyakan kepadanya apakah engkau mendengarnya dari Az Zuhri ? ia menjawab, "Tidak bahkan  tidak juga dari orang yang mendengarnya dari Az Zuhri. Telah menuturkan kepadaku Abdurrazak dari Ma'mar dari Az Zuhri.[7]
2.      Tadlisut Taswiyah
Yaitu seorang perowi meriwayatkan dari syaikhnya, kemudian menghilangkan perowi dho’if di antara dua perowi yang tsiqqoh, yang keduanya saling bertemu. Tadlisut taswiyah termasuk macam dari tadlisul isnad.
Tadlis ini adalah tadlis yang sangat tercela, karena bisa jadi perowi tsiqoh yang pertama tidak diketahui setelah adanya tadlis, dan setelah perowi yang dho’if  dihilangkan maka orang akan menganggap hadits ini adalah hadits shohih.[8]
Adapun orang yang sering melakukan tadlis adalah Baqiyah bin Walid dan Walid bin Muslim.
Contohnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam kitab Al Ilal, ia berkata, "Aku mendengar bapakku, seraya menyebutkan hadits yang diriwayatkan Ishak bin Rahawih dari Baqiyah, telah menuturkan kepadaku Abu Wahab Al Asadi dan Nafi' dari Ibnu Umar sebuah hadits yang berbunyi, "Janganlah kalian memuji keislaman seseorang sebelum kalian mengetahui simpul pikirannya."Dalam hadits ini Baqiyah menyebutkan Abu Wahab dengan nama lainnya yang menggunakan julukan dan gelarnya yang menisbahkan kepada bani Asad, agar ia tidak digugat.[9]
3.      Tadlisus syuyukh
Yaitu seorang perawi meriwayatkan suatu hadits yang didengar dari gurunya  dengan sebutan yang tidak dikenal dan masyhur. Yang dimaksud sebutan adalah nama, gelar, pekerjaan  atau kabilah dan negri yang disifatkan untuk seorang syaikh,  supaya gurunya itu tidak dikenal oleh orang.[10]
Contoh tadlisus syuyukh
Contoh hadits tadlis Syuyukh adalah Perkataan salah seorang imam qurra', Abu Bakar bin Mujahid Ahmad telah menuturkan kepada kami Abdullah bin Abdullah. Yang dimaksudkannya adalah Abu Bakar bin Abu Daud As Sijistani.
C.    HUKUM TADLIS
1.      Tadlisul Isnad
Tadlisul isnad sangat makruh (dibenci). Kebanyakan para ulama’ mencelanya. Dan syu’bah adalah orang yany paling keras mencelanya, diantara perkataan beliau tentang tadlis adalah, “Tadlis adalah sadara dari berdusta”.[11]
2.      Tadlisut Taswiyah
Tadlisut taswiyah lebih tercela daripada tadlisul isnad. Sampai-sampai Al-Iroqiy berkata, “Sesungguhnya dia cacat ketika sengaja melakukannya”.
3.      Tadlisus syuyukh
Tadlisus syuyukh lebih ringan daripada dua sebelumnya karena mudallis tidak menghilangkan perowi seorangpun.
D.    MOTIVASI MUDALLIS UNTUK MENTADLIS
1.      Motivasi yang mendorong tadlis syuyukh ada empat, yaitu:
a)      Lemahnya syaikh atau tidak tsiqah.
b)      Meninggalnya lebih akhir dibandingkan dengan guru-guru lain
yang sekelompok.
c)      Usia syaikhnya lebih muda dibandingkan dengan perawi yang meriwayatkan haditsnya.
d)     Banyak riwayatnya untuk mengesankan gurunya banyak, sementara ia tidak suka menyebut-nyebut nama gurunya dengansatu bentuk.
2.      Motivasi yang mendorong tadlis isnad ada lima, yaitu:
a.       Supaya dikira derajat sanadnya tinggi.
b.      Terlewatinya bagian hadits yang berasal dari syaikh yang didengarnya, karena banyaknya.
c.       d & e adalah tiga motivasi pertama yang terdapat pada tadlis syuyukh.
E.     SEBAB-SEBAB CACATNYA MUDALLIS
1.      Diragukannya mendengar dari syekh yang belum pernah ia dengar.
2.      Sengaja menutup-nutupi suatu perkara yang disembunyikan.
3.      Diketahui bahwa jika menyebutkan hadits yang ditadliskannya, maka ia tidak disukai.
F.     HUKUM  RIWAYAT MUDALLIS
Para ulama berbeda pendapat menerima riwayat mudallis. Akan tetapi pendapat yang masyur ada dua:
1.      Riwayat mudallis tertolak secara mutlak meskipun jelas-jelas mendengar. Karena perbuatan tadlis itu sendiri merupakan perbuatan yang cacat (pendapat ini tidak bisa dijadikan sebagai pegangan).
2.      Perlu dirinci lebih dahulu (ini pendapat yang shahih):
a.       Apabila jelas-jelas mendengar, maka riwayatnya diterima; yaitu jika berkata sami’tu (aku telah mendengar) dan yang sejenisnya, haditsnya diterima
b.      Apabila tidak jelas mendengar, maka riwayatnya tidak bisa diterima; yaitu jika berkta ‘an (dari) dan sejenisnya, haditsnya tidak bisa diterima.[12]
G.    CARA  MENGETAHUI TADLIS
1.      Pemberitahuan dari  mudallis itu  sendiri, apabila misalnya dia ditanya. Seperti yang dilakukan oleh Ibnu ‘Uyainah.
2.      Penetapan salah seorang imam (hadits) yang didasarkan pada pengetahuannya yang diperoleh melalui kajian dan penelusuran.

H.    KITAB-KITAB POPULER YANG MEMUAT TADLIS
1.      At Tabyiin li Asma Al Mudallisin, karya Al Khathib Al Baghdadi.
2.      At Tabyiin li Asma Al Mudallisin karya Burhanuddin bin Al Halabi.
3.      Ta'rifu Ahli At Taqdis bi Maratibi Al Maushuufiin bi At Tadlis, karya
Ibnu Hajar.[13]

BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Dari paparan diatas dapat pemakalah menyimpulkan bahwa, hadits mudallas adalah hadits yang cara periwayatannya diperkirakan tidak bernoda atau cacat, namun pada dasarnya ada tindakan menyembunyikan sesuatu kecacatan rawi dalam meriwayatkan hadis atau menutupi kecacatan seorang rawi agar suatu hadits itu dapat diterima dan dianggap shahih. Dalam hadis mudallas terdapat beberapa macam periwayatan yaitu, Tadlis al-isnad, Tadlis Al-Taswiyah, Tadlis Al-syuyukh. Mengenai kehujjahan dalm hadis mudallas secara umum ulama mengatakan hadis ini tidak dapat dijadikan hujjah. Wallahu a’alam bish showab.



[1] Triyasyid Nuruddin, Hadits Mudallas.
[2] http://studi-ilmuislam.blogspot.com/2011/08/hadits-mudallas.html
[3] Syaikh Mahnud Ath Thohhan,  Taisir Mushtolah Al Hadits.
[4] Ibid.
[5] Ibid .
[6] Ibid.
[7] Ibnu Shalah, Muqadimah Ibnu Shalah fi Ulum Al Hadits.
[8] Syaikh Mahnud Ath Thohhan,  Taisir Mushtolah Al Hadits
[9] Triyasyid Nuruddin, Hadits Mudallas.
[10] Ibid
[11] Syaikh Mahnud Ath Thohhan,  Taisir Mushtolah Al Hadits.

[12] http://alquranmulia.wordpress.com/2013/05/20/hadits-mudallas/
[13] Syaikh Mahnud Ath Thohhan,  Taisir Mushtolah Al Hadits

Tidak ada komentar:

Posting Komentar